TAHUN BARU SEBAGAI MOMENTUM UNTUK HIJRAH MENJADI LEBIH BAIK
Karya : Moh.Ilham, S.Pd (Kepala Urusan Ismuba)
Sumber Foto : Galeri Pribadi Moh Ilham
Alhamdulillah, pada bulan ini kita baru saja memasuki tahun baru Hijriah, yaitu bulan Muharram 1447 H. Perlu kita syukuri karena bulan Muharram termasuk bulan yang mulia.
Dinamakan dengan bulan Muharram, karena Allah SWT mengharamkan peperangan dan konflik di bulan mulia ini.
Kalender Hijriah resmi ditetapkan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Namun, sebelum ditetapkan pada 1 Muharram, ada banyak usulan yang diberikan para Sahabat untuk menetapkan tahun baru Islam.
Ketika umat Islam makin berkembang, dibutuhkan penanggalan resmi untuk berbagai urusan administrasi, zakat, surat, dan peristiwa penting lainnya. Setelah musyawarah, disepakati bahwa momen hijrahnya Rasulullah ﷺ dari Makkah ke Madinah menjadi titik awal penanggalan Islam.
Usulan ini muncul dari Sahabat Umar karena di bulan tersebut adalah moment Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madina. Dan akhirnya, usulan tersebut disepakati bersama bahwa setiap 1 Muharram, menjadi tahun baru bagi umat Islam.
Selain itu, bulan ini juga termasuk salah satu dari bulan-bulan yang mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Rajab. Sebagaimana firman Allah dalam Surat at-Taubah ayat 36:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu (lauhul mahfudz). Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” (QS at-Taubah: 36).
Bulan Muharram adalah momen terbaik untuk meningkatkan kebaikan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Di bulan Muharram ini terdapat hari yang istimewa, yaitu hari ‘Asyura. Di hari tersebut umat Islam disunnahkan untuk berpuasa. Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, Juz 8 halaman 9 menjelaskan sebuah hadits shahih riwayat Imam Muslim:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ، فَوَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ؟ فَقَالُوا: هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْهَرَ اللهُ فِيهِ مُوسَى، وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ، فَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَأَمَرَ بِصَوْمِهِ
Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata: “Rasulullah SAW hadir di kota Madinah, kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa di bulan ‘Asyura, kemudian mereka ditanya tentang puasanya tersebut, mereka menjawab: hari ini adalah hari dimana Allah SWT memberikan kemenangan kepada Nabi Musa AS dan Bani Israil atas Fir’aun, maka kami berpuasa untuk menghormati Nabi Musa. Kemudian Nabi bersabda: Kami (umat Islam) lebih utama dengan Nabi Musa dibanding dengan kalian, Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan untuk berpuasa di hari ‘Asyura.”
Dengan ditetapkannya tahun baru Islam dengan hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah, di zaman sekarang bisa dimaknai sebagai refleksi diri dan semangat berhijrah dalam arti perubahan diri yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Informasi SPMB 2025-2026
📱081228617967 (Bu Leila)
📱 087852143176 (Humas Spemnas)
🏫Jl Bulaksari No.33 Surabaya